Uuugh,
ada apa ini? Kenapa rasanya sangat sempit dan sesak? Tidak lagi nyaman untuk
tidur, dan aku rasa sudah tercukupi kebutuhanku akan tidur yang lelap. Aku
membuka mataku dan memutar kepalaku kebelakang. Hades masih terlelap di balik
punggungku sambil memelukku. Pantas saja begini sesaknya, dia memelukku seperti
aku adalah kado ulang tahun pertamanya seumur hidup. Begitu erat dan posesif,
melingkarkan kedua tangannya di atas perutku.
Aku
melepas kedua tangannya, kemudian membalik tubuhku perlahan, agar tidak
membangunkannya. Suara nafasnya teratur dan tenang, wajahnya yang pucat
terlihat datar, cenderung kekanankan. Jantungku mulai berdetak aneh dan
menimbulkan perasaan nyeri yang nikmat keseluruh tubuhku. Aku tergoda untuk
menelusuri wajahnya dengan ujung jemariku. Kuletakkan jari telunjukku ditulang
pipinya. Bergerak perlahan berpindah menuju hidungnya, dan kembali ke kelopak
matanya. Alisnya hitam lebat seperti rambutnya, dahinya seperti pualam. Tidak
ada lagi kerutan disana seperti biasa. Kupindah jemariku menelusuri kembali
tulang hidungnya, menuju bibir merahnya. Bibir itu sedikit membuka saat aku
meletakan jariku di atasnya. Lembut dan ada kehangatan disana. Bibir yang
dengan kurang ajarnya pernah mencuri ciuman pertamaku. Aku melepas jemariku
dari wajahnya, tapi tak kulepas pandanganku dari wajahnya.
Inikah
laki laki yang tulus mencintaiku?